Friday, December 8, 2017

December 08, 2017
THREESOME SAMA MURID SENDIRI


Karenanya ia memanggil Anto untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya. Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Anto muncul. Ia langsung dipersilakan duduk. “Bu, Anto kangen lho”.

“Iya deh…, nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Lala berkaca-kaca ketika mengucapkan itu. “Aaa-pa?..”, Anto tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Lala merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.

“Tapi Anto masih boleh berkirim surat kan?”. Lala bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah, “Iya…, boleh…, boleh”. “Minum dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa”, Lala mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar.

Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV. Diluar Anto meminum es teh yang disediakan Lala dan membiarkan pintu depan tidak terkunci.

Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi. Lalu Anto menyusul Lala ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.

“Ganti pakaian itu Nto..”, Lala menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya. Ketika Anto sedang mencopot celananya Lala sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Anto juga tengkurap di samping Lala. “Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.

“Belum tuh…”, Mata Anto tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya. “mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”. “Thanx..”, Anto kemudian mengecup pipi gurunya. Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas.

Lala kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Anto. Anto kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Lala dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Anto kemudian menciumi tengkuk Lala, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.


BACA JUGA SPG YANG MASIH PERAWAN
BACA JUGA SEKS DENGAN OM YANG PERKASA
BACA JUGA DINAS DI LUAR KOTA


“aahh…” Setelah puas, Anto kemudian memberi isyarat pada Lala agar duduk di pangkuannya. “Bu, biar Anto yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Anto di telinga Lala. Lala yang telah duduk di pangkuan Anto pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.

“Akhh…”, Lala memejamkan matanya. “Anto…, jilatin vagina ibu…” Anto kemudian merebahkan Lala, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Anto kian bernafsu.

“oohh…, teruss…, teruuss…”, Lala bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Anto dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda. “Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Anto menjilati pentil clitoris Lala, dengan penuh semangat. “Aduuhh.. ahhh. ahh..” “Anto…, massuukk”.

Kaki Lala kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Lala yang becek. “mm…”, Lala menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk. “Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Anto sambil meringis memaju mundurkan penisnya.

Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Lala mempermainkan puting Anto. Dengan gemas dicubitnya hingga Anto berteriak. “Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Anto makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.

“aa…”. Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Lala terkejut, tapi tidak bagi Anto. Reza sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri. “mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Reza kemudian berjalan mendekati mereka. Lala yang hendak berdiri ditahan oleh Anto, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina Lala.

“Nikmati saja…” Reza kemudian mengangkangi Lala, penisnya berada tepat di mukanya. “Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Anto menghentakkan gerakannya. Saat Lala berteriak, saat itu pula penis Reza masuk. “Ahh…, nikmat..”, Lala merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Anto dengan puas menggarap vaginanya.

“uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Reza memegangi kepala Lala, agar semakin dalam saja mengisap penisnya. Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Anto keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Reza tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Lala.

Setelah Anto mengeluarkan penisnya dari vagina Lala, “Berdiri menghadap tembok Bu!” Lala masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Anto keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani anto menetes ke lantai.

“mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Reza sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Lala. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Lala. “Nih Bu rasakan punya Reza juga ya”. Anto dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Reza memegangi pinggang Lala saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat.

Saat Lala merintih-rintih menikmati permainan mereka, Anto merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali. Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan. “ooww…”, Tubuh Lala yang disangga Reza menegang, kemudian lemas.

Anto menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Lala dan tembok. Dipindahkannya tangan Lala ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Reza. “Anto…”, Lagi-lagi Lala mendesah saat penis Anto masuk dan pinggulnya didorong oleh Reza dari belakang.

“Ahh.. Dorongg.. dorongg.” “aa.. Aa… Aa”. “oohhkk…, kk…, kk..”, Lala berteriak keras sekali, saat dorongan Reza sangat keras menekan pinggulnya. penis Anto amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Lala. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

Malam itu merupakan malam yang liar bagi ketiga insan yang akan berpisah itu. Malam yang tidak bisa mereka lupakan untuk selamanya.

                       

0 comments:

Post a Comment